Wartain.com || Jembatan Suramadu merupakan salah satu ikon penting yang menjadi simbol kemajuan infrastruktur Indonesia yang terletak di wilayah Jawa Timur.
Namun, jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini tak bisa dilintasi kendaraan apabila kecepatan angin di atas jembatan melebihi 25 meter per detik.
Oleh karena itu, dalam pengoperasiannya diberlakukan sistem buka tutup pada jembatan ini demi menjaga keselamatan pengguna.
Selain itu, kendaraan dengan berat muat lebih dari 40 ton juga tidak boleh melintasi jembatan.
Diketahui, Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia yang membentang sepanjang 21 kilometer di atas laut.
Jembatan Suramadu memiliki panjang 5,4 kilometer pada bentang utama, ditambah 4,3 kilomter jalan pendekat dari sisi Surabaya dan 11,5 kilometer.
Lebar lajurnya terbagi dalam 2 jenis yakni kendaraan roda empat 3,5 meter dengan 2 meter sebagai bahu jalan pada masing-masing lajur, dan jalur sepeda motor dengan lebar 3 meter pada tiap sisinya.
Biaya pembangunan Jembatan Suramadu ditaksir lebih dari Rp4,5 triliun pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan rincian sebagai berikut.
Pada tahun 2002 digelontorkan dana Rp140 miliar, tahun 2003 Rp200 miliar, tahun 2004 Rp280 miliar, tahun 2005 Rp640 miliar, tahun 2006 Rp 536 miliar. Kemudian pada tahun 2007, anggaran naik drastis untuk penyelesaian pembangunan sebesar Rp1,1 triliun dan Rp 1,3 triliun pada tahun 2008.
Jembatan Suramadu diresmikan langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009 lalu.
Untuk dapat melintasi Tol Suramadu, pengguna hanya perlu merogoh kocek sebsar Rp30 ribu saja.
Uang yang didapat dari penarikan tarif tol sebagian akan digunakan untuk pemeliharaan Jembatan Suramadu agar pengguna tetap aman.
Salah satu keistimewaan dari Jembatan Suramadu adalah adanya ruang layang yang menghubungkan antara tiang-tiang penyangga di tengah jembatan, memberikan kesan estetika yang memukau.
Pengguna jalan suramadu akan disuguhi pemandangan lautan yang indah saat melewatinya.***
Foto : wikipedia
Editor : Aab Abdul Malik
(SRM)
