26.7 C
Jakarta
Jumat, Oktober 10, 2025

Latest Posts

Presiden Prabowo di Panggung Dunia: Cermin Kemanusiaan dan Kebangkitan Indonesia Baru

Presiden Prabowo di Panggung Dunia: Cermin Kemanusiaan dan Kebangkitan Indonesia Baru

Penulis : Kang Dzikri Nur/Pengamat Sosial Keagamaan

Wartain.com || Di tengah hiruk-pikuk politik global dan kerasnya dinamika kekuasaan antarbangsa, muncul satu sosok pemimpin dari Timur yang mulai menjadi sorotan dunia: Presiden Prabowo Subianto. Keberadaannya di Sidang Umum PBB bukan sekadar kehadiran formal seorang kepala negara, tetapi menjadi penegasan moral dan nurani kemanusiaan. Dalam pidatonya yang tegas, lugas, dan menyentuh hati, Prabowo menunjukkan wajah baru Indonesia—berani, bermartabat, dan berpihak pada kebenaran universal: pembelaan terhadap rakyat Palestina dan kemanusiaan yang tertindas.

Momen itu menjadi titik balik penting dalam perjalanan diplomasi Indonesia di era modern. Dunia menyaksikan bukan hanya pemimpin yang berbicara dengan data dan diplomasi dingin, tetapi seorang pejuang kemanusiaan yang menyuarakan hati nurani jutaan manusia.

Di balik ucapannya, tersirat pesan kuat: bahwa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang diam ketika keadilan diinjak-injak. Bahwa politik luar negeri bebas-aktif bukan sekadar jargon, tetapi kompas moral bangsa yang hidup dan bergerak.

Prabowo tampil bukan sebagai jenderal yang garang, tetapi negarawan yang matang, memadukan keberanian dengan kebijaksanaan. Ia tahu kapan harus berteriak dan kapan harus menunduk dengan hormat. Ia bicara bukan untuk mencari tepuk tangan, tetapi untuk menggugah kesadaran dunia. Dalam dirinya, dunia melihat semangat baru Asia Tenggara—bahwa Indonesia bukan hanya negeri kepulauan, tetapi kekuatan moral dan strategis yang menentukan arah sejarah kawasan.

Dukungan penuh terhadap Palestina bukan hanya sikap politik, melainkan pantulan dari sejarah panjang bangsa Indonesia sendiri, yang pernah dijajah, ditindas, dan berjuang merebut kemerdekaan dengan darah dan air mata. Karena itu, ketika Prabowo menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, ia sesungguhnya sedang menghidupkan kembali nilai dasar bangsa—“perikemanusiaan dan keadilan sosial.” Ia ingin mengingatkan dunia bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, sebagaimana tertulis dalam pembukaan UUD 1945.

Namun, gema dari PBB itu bukan hanya untuk dunia luar. Itu adalah seruan bagi bangsa Indonesia sendiri—bagi para elit, aparat, dan rakyat. Prabowo ingin agar semangat kemanusiaan itu dimulai dari rumah sendiri. Tidak akan ada kebangkitan Indonesia jika bangsa ini masih saling mencurigai, saling menjatuhkan, dan kehilangan arah moral.

Ia mengajak seluruh lapisan bangsa untuk berbenah diri, memperkuat kembali nilai-nilai luhur: kejujuran, tanggung jawab, gotong royong, dan rasa malu kepada bangsa sendiri bila kita lalai dari amanah sejarah.

Era baru Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo bukan hanya tentang pembangunan fisik dan ekonomi. Lebih dari itu, ia tentang pembangunan jiwa bangsa, agar setiap anak negeri merasa bangga menjadi bagian dari tanah air yang dihormati di dunia.

“Bangsa besar bukan karena kekayaan sumber dayanya, tetapi karena keteguhan moral pemimpinnya,” demikian semangat yang tampak dari langkah dan tutur Presiden Prabowo di setiap forum internasional.

Di tengah dunia yang semakin kehilangan arah moral, munculnya pemimpin seperti Prabowo adalah harapan baru bagi tatanan global yang lebih beradab. Ia hadir bukan untuk menambah deretan suara diplomatik, tetapi untuk menyalakan obor moral di tengah kegelapan politik dunia. Dengan caranya sendiri, Prabowo sedang membangun jembatan peradaban—antara kekuatan dan kasih sayang, antara strategi dan nurani.

Kini bangsa Indonesia memiliki cermin baru untuk menatap masa depan. Jika presiden mampu berdiri tegar membela kebenaran di hadapan dunia, maka rakyat harus berani menegakkan kebenaran di tanah air sendiri.

Jika pemimpin mampu berbicara dengan nurani untuk Palestina, maka para pejabat, aparat, dan rakyat pun harus berani berbicara jujur untuk bangsanya. Dari sinilah kebangkitan sejati bermula—dari kesadaran kolektif bahwa Indonesia tidak boleh lagi menjadi penonton sejarah, melainkan pelaku utama dalam membangun dunia yang lebih damai, adil, dan bermartabat.

Dan di tengah itu semua, Prabowo telah menyalakan lilin kecil dari panggung PBB—cahaya yang menuntun bangsa ini menuju Indonesia Baru: Bangkit,maju,sejahtera, damai.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Dul)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.