Wartain.com || Bupati Sukabumi, Asep Japar, angkat suara menanggapi polemik insiden perusakan rumah yang digunakan untuk kegiatan retret umat Kristen di Cidahu. Dalam pernyataannya, Asep memastikan bahwa situasi telah kondusif dan meminta seluruh warga untuk tidak terpancing isu-isu yang belum terbukti kebenarannya.
“Cidahu sudah selesai, tidak ada apa-apa. Saya mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Sing nyaah ka Sukabumi, masyarakat Sukabumi,” ujar Asep Japar di sela acara silaturahmi Forkopimda dengan tokoh lintas agama di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Kamis (3/7/2025).
Ia menegaskan bahwa kondisi keamanan di wilayahnya terkendali, dan mengajak semua pihak untuk menjaga suasana tetap damai dan tenteram. “Situasi ini kita jaga bersama. Saya minta dukungan dari semua elemen agar kondusifitas tetap terpelihara,” tambahnya.
Menanggapi kemungkinan terulangnya peristiwa serupa, Asep menyebut bahwa pihak Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama kepolisian telah bergerak untuk meningkatkan komunikasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Pemerintah dan kepolisian telah berupaya memberikan pemahaman. Kejadian ini berangkat dari miskomunikasi, dan insyaallah tidak akan terulang kembali,” jelasnya.
Terkait status bangunan yang dirusak, Asep menegaskan bahwa rumah tersebut bukan tempat ibadah sebagaimana yang sempat beredar di publik. “Harus dibedakan antara rumah ibadah dan tempat ibadah. Itu bukan gereja, itu rumah,” tandasnya.
Saat ditanya apakah rumah tersebut masih bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti retret, Asep menjawab bahwa hal itu masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut. Meski begitu, ia kembali menekankan pentingnya persatuan antarumat beragama.
“Kita sudah berdiskusi dan langkah ke depan sedang disusun. Yang paling penting, warga Sukabumi harus tetap bersatu, apapun agamanya,” ujarnya.
Asep juga enggan berspekulasi terkait adanya pihak tertentu yang mungkin menjadi dalang di balik kejadian tersebut. Ia memilih fokus pada upaya pemulihan dan menjamin bahwa Sukabumi tetap menjadi daerah yang aman dan terbuka bagi seluruh umat beragama.
“Saya tidak bisa berkomentar soal aktor intelektual karena itu bukan ranah saya. Yang jelas, Sukabumi dari dulu aman dan damai untuk semua,” tutupnya.
Sebagai informasi, insiden di Cidahu terjadi pada 28 Juni 2025 lalu, ketika sebuah rumah di Kampung Tangkil yang tengah digunakan untuk kegiatan retret umat Kristen diserang sejumlah warga. Polisi telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus tersebut, yang diduga terlibat dalam perusakan pagar, kendaraan, dan atribut keagamaan.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik
