26.7 C
Jakarta
Senin, Februari 10, 2025

Latest Posts

Penyebab Kematian Bayi Usai di Vaksin Belum Terungkap, Pihak Keluarga Siap Otopsi

Wartain.com || Penyebab kasus meninggalnya Muhammad Kenzie Arifin, bayi berusia sekitar 3 bulan yang diduga meninggal setelah disuntik vaksin di salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi hingga saat ini belum menemui titik terang.

Dari hasil penelitian investigasi Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) yang dijelaskan melalui Zoom Meeting di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi, Selasa (20/6/2024), pihak orang tua Kenzie melalui kuasa hukumnya mengaku tidak puas atas hasil investigasi yang disampaikan oleh Komnas KIPI.

Kuasa Hukum keluarga Kenzie Ikram Ardiansyah Tumiwa mengatakan, pihaknya tidak menerima kejelasan terkait penyebab kematian Kenzie.

Ikram menjelaskan Komnas KIPI hanya menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan kepada Kenzie tidak berkaitan dengan kematiannya, namun tanpa ada penjelasan yang lebih mendalam.

“Jadi pada intinya tadi itu tidak kita temukan penyebab apa itu kematian dari anak kami, tidak diberikan kejelasan, yang mereka sampaikan hanya seputar bahwa vaksin ini tidak terlibat dalam kematian tersebut tapi tidak bisa dijelaskan juga apakah prosedural yang diberikan kepada anak kami itu menjadi penyebab kematiannya sampai saat ini belum ada jawaban,” katanya.

“Hasilnya dari pihak keluarga pun tidak menerima jawaban yang pastinya untuk dikatakan puas atau tidak kesimpulannya kita tidak mendapatkan jawaban yang diharapkan itu,” tambahnya.

Ikram menyebut pihak Dinas Kesehatan Kota Sukabumi akan menyerahkan vaksin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilakukan pengecekan terhadap kandungan dari vaksin tersebut, serta pihak keluarga disarankan untuk melakukan proses otopsi.

“Kedepannya dari dinkes tadi dengan beberapa jajarannya akan melakukan pengecekan ke BPOM untuk isi konten dari vaksinnya itu imunisasi yang diterima apakah memiliki toxic yang banyak atau seperti apa,” ujarnya.

Pihak keluarga pun memutuskan untuk berencana melakukan proses otopsi demi mengungkap kasus kematian Kenzie.

keputusan kita rencananya kita akan melakukan op (otopsi) pada proseduralnya kita tidak mendapat kepastian apa penyebab kematiannya bila di undur-undur atau dinanti-nanti kemungkinan kan nanti semuanya bisa berubah dalam waktu dekat insyaallah kita akan melakukan otopsi dengan pihak-pihak berwajib kita mohon dukungan,” jelas Ikram.

Diketahui sebelumnya seorang bayi bernama Muhammad Kenzie Arifin yang baru berusia tiga bulan di Kota Sukabumi meninggal dunia usai menerima vaksin di Puskesmas.

Putra kedua dari pasangan Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27) asal Kampung Bantarpanjang, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi tersebut diberi empat jenis imunisasi yang terdiri dari BCG, DPT, Polio serta Rotavirus pada 11 Juni lalu.

Sang ibu Deara menuturkan sebelum diberi vaksin, Kenzie dalam keadaan sehat dengan suhu tubuh normal.

Deara mengatakan saat anaknya lahir pasa 14/3/2024, anaknya belum sekalipun mendapat vaksin imunisasi. Kemudian saat usia tiga bulan Kenzie empat imunisasi termasuk imunisasi fase 0 dan 2 bulan.

Pasca-mendapatkan dua imunisasi sekaligus, mereka pulang ke rumah dengan kondisi anak masih dalam keadaan normal dan tidak menunjukkan gejala.

Sekitar pukul 11.00 WIB, sang ibu memberikan obat sirup Paracetamol berdasarkan arahan bidan. Pada pukul 14.00 WIB, korban tiba-tiba menangis histeris dan menolak minum ASI hingga sang bayi melemas dan suara tangisannya mengecil.

Melihat kejadian tersebut sang ibu langsung menghubungi pihak Puskemas dan bidang beserta dokter pun datang untuk mengecek kondisi bayi.

Lalu bidan dan dokter menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit, namun saat dibawa ke rumah sakit kondisi bibir sang bayi sudah ungu dan kakinya dalam keadaan dingin.

Sesampainya di rumah sakit sang bayi tidak memperlihatkan respon apapun dan dinyatakan meninggal dunia.***(RAF)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.