Wartain.com || Dalam upaya menangani kenakalan remaja secara konstruktif, Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Sukabumi resmi meluncurkan Gedung Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Lentera Hati Bintana (LHB). Program ini menjadi harapan baru bagi remaja yang membutuhkan pembinaan karakter, spiritualitas, dan keterampilan hidup.
Peresmian gedung pelatihan yang berlangsung pada Senin (28/4/2025) itu dihadiri oleh Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi. Dalam sambutannya, ia menegaskan dukungan penuh Polres terhadap pendekatan yang dilakukan pesantren dalam menyentuh akar permasalahan remaja melalui pelatihan bela negara, disiplin, dan pembinaan akhlak.
“Pelatihan ini bukan sekadar baris-berbaris atau wawasan kebangsaan. Ini adalah transformasi pola pikir agar peserta tumbuh menjadi pribadi yang mencintai tanah air dan menjauhi perilaku menyimpang,” ucap Rita, Selasa (29/4/2025).
Program Diklat LHB dirancang secara intensif selama enam hari, di mana peserta ditempatkan terpisah dari santri reguler agar lebih fokus. Tahapan dimulai dari pembinaan spiritual dengan pendekatan Islam melalui rumusan “1D 2T 4S”, yang meliputi dzikir, tadarus Alquran, tafakur, shalat, shaum, sedekah, dan sholawat.
Pendiri Ponpes Dzikir Al Fath, KH Fajar Laksana, menyebutkan bahwa program ini didesain agar setiap detik waktu para peserta terisi dengan kegiatan positif. “Kami ingin membiasakan pola hidup yang teratur dan bermakna, membentuk karakter yang kuat secara mental dan spiritual,” tuturnya.
Tak hanya itu, Diklat LHB juga membekali peserta dengan keterampilan vokasi yang relevan dengan dunia kerja. Mereka diajarkan menjahit, membuat jersey, cukur rambut, hingga memproduksi tahu-tempe dan sandal. Harapannya, setelah menyelesaikan pelatihan, peserta tidak hanya pulih secara moral, tetapi juga mandiri secara ekonomi.
Aspek fisik dan kesehatan mental juga menjadi perhatian utama. Kegiatan olahraga rutin, latihan baris-berbaris bersama aparat TNI dan kepolisian, serta sesi konseling di awal dan akhir program dilaksanakan guna menilai perubahan sikap peserta.
Sebelum dan sesudah diklat, peserta akan menjalani tes baca tulis Alquran dan evaluasi perilaku. Hasil penilaian dirangkum dalam raport karakter yang menjadi dasar rekomendasi lanjutan bagi masa depan peserta.
“Ini bukan program seremonial. Ini adalah ikhtiar nyata untuk menyelamatkan generasi muda yang berpotensi tapi sempat tersesat arah,” tegas KH Fajar.
Melalui pelatihan terpadu ini, Ponpes Dzikir Al Fath ingin menegaskan peran pesantren sebagai pusat rehabilitasi sosial berbasis nilai keagamaan dan keterampilan hidup. Sebuah pendekatan yang tidak hanya menyentuh akal dan fisik, tapi juga menyapa hati.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik